Senapan Angin Cipacing, Harta Terpendam di Pinggiran Kawasan Pendidikan
Catatan : Ini tulisan saya waktu masih aktif di kepengurusan LP2M dJatinangor
Sebuah ruangan berukuran sekitar 5×5 meter terlihat mencolok di tepi jalan Cikeruh, RW 9, desa Cikeruh, kecamatan Jatinangor, kabupaten Sumedang. Mengintip ke dalamnya, terlihat empat orang berpakaian lusuh berbaur dengan potongan-potongan kayu dan besi bekas yang berceceran di tembok dan lantai. Mereka sibuk membuat senapan angin.
Begitu mendengar nama Sumedang, orang akan langsung menyebut “tahu” sebagai ciri khasnya. Memang, sudah sekian lama, tahu Sumedang menjadi product image kabupaten yang berada di wilayah timur Bandung ini. Namun, Cipacing sebagai daerah penghasil senapan angin rupanya tidak begitu terkenal dibandingkan dengan tahu berwarna putih berukuran 5×5×1 cm itu.
Sementara itu, bunyi ketukan dan dentuman terdengar silih berganti saat dJ melintas di jalan Cikeruh. Tiba-tiba, jedorrr! Begitulah suara dentuman keras menggema ketika peluru berukuran 4,5 mm dilontarkan dari mulut senapan merk Benjamin.
“Ini senapan angin buatan sini,” ujar Tarmidi (47), salah seorang pengrajin senapan angin seraya memperlihatkan kemampuan senapan buatannya kepada dJ.
Tarmidi adalah satu dari 164 pengrajin senapan angin yang tercatat di Koperasi Industri Kerajinan Rakyat Senapan Angin Bina Karya, kecamatan Jatinangor. Bersama rekan seprofesinya, ia seakan tak pernah bosan memproduksi pucuk demi pucuk senapan setiap harinya.
Suasana berbeda terlihat ketika dJ melalui jalan raya Bandung-Garut Km 20,5. Jalan ini kemudian dikenal karena adanya pusat industri senjata Cipacing. Sejauh mata melirik kiri dan kanan, terpampang papan reklame bergambar senapan angin.
Sekitar sepuluh toko berjejer di area ini, menjual dan menyediakan jasa perbaikan senapan angin. Berbeda dengan pengrajin di Cikeruh yang memasang papan reklame seadanya, toko-toko senjata angin di Cipacing berusaha menarik konsumennya dengan papan reklame yang mencolok. Informasi jenis dan merk senjata terpampang, bahkan jasa servis pun disediakan sebagai daya tarik bagi konsumen. Hal ini diakui Maman Karli (59), pemilik toko senapan angin Charlie.
“Di Cikeruh itu hanya proses produksinya, kalau di sini tempat menjualnya langsung pada konsumen. Di sini saya bisa membuat sekitar 30 pucuk selama sebulan,” ujar pria yang mengaku sudah menunaikan ibadah haji dari hasil menjual senapan anginnya itu.
Berbagai senapan angin dengan merk luar negeri seperti Benjamin, BSD, dan Diana menjadi pajangan wajib di setiap toko sepanjang Cipacing. Begitu juga dengan senapan angin merk lokal seperti Canon. Maman menambahkan, sebenarnya senapan merk luar negeri itu buatan Cipacing karena para pengrajin biasanya meniru bentuk dan merk-nya. Hal ini dilakukan karena biasanya pelanggan lebih tertarik membeli senapan dengan merk luar negeri.
Namun pendapat itu dibantah Raden Sa’ud (76), sesepuh pengrajin senjata di Desa Cikeruh. “Dari dulu sampai sekarang saya pakai merk sendiri tapi tetap dicari banyak orang,” tukas pengusung senapan merk SD ini. Baginya, kualitas menjadi nomor wahid. Untuk itu, bahan baku dan proses pengerjaannya tidak bisa sembarangan.
Untuk mencari bahan baku, pengrajin senjata tinggal mendatangi tukang loak besi. Meski persedian besi rongsokan melimpah, tetap saja kadar besi dan jenisnya patut diperhitungkan. Menurut Raden Sa’ud, pemilihan itulah yang membedakan pengrajin berpengalaman dan tidak.
Sejarah Senapan Angin Cipacing
Menilik sejarahnya, industri senapan angin di Cipacing telah berlangsung hampir satu abad silam. Usaha ini dirintis pertama kali oleh Raden Nata Dimadja tahun 1854. Namun, selanjutnya tidak ada kabar perihal perkembangannya.
Sampai awal 1960-an, terdapat catatan resmi dari generasi kedua Raden Nata Dimadja. Saat itu, jumlah pengrajin senapan angin yang berada di desa Cikeruh dan Cipacing bisa dihitung dengan jari. Itu pun hanya terbatas pada jasa perbaikan atau bengkel senapan angin luar negeri. Karena hasil usaha yang dirasakan tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup, para pengrajin itu pun kemudian memutar otak. Berbekal pengalaman memperbaiki senapan angin, akhirnya pilihan pun jatuh pada usaha untuk membuat senapan sendiri.
Raden Sa’ud dan Raden Momon merupakan tokoh perintis pembuatan usaha senapan angin ini. Raden Saud yang juga berstatus sebagai cucu Raden Nata Dimadja dikenal masyarakat sebagai satu-satunya saksi sejarah industri Cipacing yang masih hidup hingga sekarang.
Tak hanya pengetahuan membuat senapan angin yang disebarluaskan oleh lelaki yang telah uzur ini. Keringat hasil jerih payahnya ternyata membuat ngiler penduduk lain di desa Cikeruh. Hasilnya, antara tahun 1964 sampai 1967 jumlah pengrajin bertambah menjadi 12 orang. Kemudian, dari tahun 1968 sampai 1970 pengrajin di Cikeruh menjadi 23 orang dan di Cipacing mencapai sembilan orang.
Seiring perkembangan zaman, pengetahuan membuat senapan angin pun menyebar luas sampai sekarang. Berdasarkan catatan Koperasi Industri Kerajinan Senapan Angin Bina Karya, sampai tahun 1979, jumlah pengrajin senapan angin mencapai 200 orang. Persebarannya juga meluas. Desa-desa lain di Jatinangor, seperti area Sayang, Hegarmanah, Jatiroke, dan Jatimukti, tidak mau ketinggalan memroduksinya. Artinya, sejak dirintis sampai tahun 1979, jumlah pengrajin senapan angin meningkat.
Puncak menjamurnya industri senapan di Cipacing terjadi antara tahun 1981 sampai 1992. Jumlahnya mencapai 300 pengrajin dan 20 pedagang. Kenaikan ini menurut Edi Suhaidi, Ketua Koperasi Industri Kerajinan Senapan Angin Bina Karya diakibatkan adanya alih profesi yang dilakukan para buruh. Setelah desa Cikeruh masuk dalam kecamatan Jatinangor, banyak buruh kemudian berganti profesi menjadi pengrajin senjata. Bagi mereka, pekerjaan ini ternyata lebih menggiurkan dibandingkan pergi merantau ke luar kota.
“Daripada kerja jadi buruh atau kuli bangunan di luar daerah walaupun upahnya lebih lebih besar misalnya, mending kerja di sini bisa kumpul sama keluarga,” tegas Adam (69), yang pernah berprofesi sebagai guru IPA di sebuah SLTP di Jatinangor.
Membentuk Koperasi
Pergantian generasi tidak menyurutkan animo penduduk untuk menggeluti usaha pembuatan senapan angin. Pada 1992, pemerintah dalam hal ini Polri mengeluarkan aturan baru yang mengharuskan pengrajin senapan angin membentuk sebuah koperasi. Tujuannya tak lain adalah mendapatkan izin dari Mabes Polri.
Ternyata, untuk mendapatkan izin memiliki senjata api tak semudah membalikkan telapak tangan. Pemohon harus memenuhi beberapa persyaratan seperti yang diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1948 tentang pendaftaran dan pemberian izin pemakaian senjata api.
Setelah berunding dan melalui proses yang cukup panjang, tokoh pengrajin senapan angin di Cipacing dan Cikeruh sepakat untuk membentuk koperasi. Sayangnya, pada saat itu, waktu yang diberikan Polri tergolong sempit, sehingga tidak memungkinkan mereka membentuk sebuah koperasi. Untuk sementara, para pengrajin itu bergabung dengan KUD Cikeruh menjadi Unit Kerajinan Senapan Angin Bina Karya. Dengan adanya koperasi ini, Polri kemudian mengeluarkan izin penjualan senjata yang berlaku selama lima tahun, terhitung sejak 1992. Izin ini harus diperpanjang tiap lima tahun sekali.
Sepanjang tahun 2002, dalam catatan Mabes Polri, terdapat 9.712 orang yang memegang lisensi kepemilikan senjata api nonorganik TNI dari berbagai jenis dan kaliber.
Masa-masa Hitam
Masalah pengrajin senjata ilegal di Cipacing memang sudah sering terdengar. Tapi, biasanya pengrajin ilegal itu tidak bergabung dalam koperasi pengrajin senjata angin. Akan tetapi, berkaca pada peraturan yang sudah ada mengenai pemilikan senjata, pemohon izin pemilikan senjata api harus bercerita mengenai tempat pembelian senjata tersebut. Setelah itu, baru dilakukan pengecekan perizinan tersebut oleh kepolisian.
Pasalnya, toko-toko di sentra penjualan senapan angin Cipacing seperti dikatakan Edi, tak satu pun memiliki lisensi itu. Akibatnya, muncul dugaan terjadi perdagangan ilegal di sana.
Kapolsek Jatinangor, Irzan Haryono, tidak mengelak dugaan adanya oknum senjata api ilegal di Cipacing. Namun, Kepolisian Jatinangor tidak memiliki data kasus kriminal jenis ini. Seingatnya, inspeksi mendadak (Sidak) senjata api di Cipacing belum pernah dilakukan Polsek Jatinangor.
“Selama saya bertugas di sini belum ada kasus semacam itu yang masuk, operasi penggeledahan biasanya dilakukan Polres Sumedang,” ujarnya kepada dJ.
Gulung Tikar
Membuat senapan berkaliber lebih dari 4,5 mm memang cukup menggiurkan. Uang jutaan rupiah menanti. Bandingkan dengan senapan angin yang harga jualnya hanya berkisar Rp 175 ribu sampai Rp 500 ribu.
“Uang” kini menjadi barang langka bagi para pengrajin senjata di Cipacing. Keluhan demi keluhan terlontar dari mulut mereka. Krisis moneter yang menerjang Indonesia sejak 1997 menjadi kata yang paling banyak diucapkan para pengrajin tersebut.
Maman Karli mengaku penjualan senapannya menurun drastis sejak tumbangnya rezim Soeharto. Kini, pembeli senapan angin semakin tak menentu. Kadang dalam seminggu, pendapatannya nihil. Nasib serupa menimpa Adam. Pernah selama dua minggu, dagangannya tidak laku sama sekali.
“Beda dengan zaman Soeharto ketika banyak pesanan dari pulau Bangka, Pekanbaru, dan Gorontalo,” papar pria yang sekarang membuka usaha sampingan wartel di showroom-nya.
Menurutnya, kasus PHK berdampak serius pada turunnya jumlah calon pembeli. Minat kalangan menengah yang biasa menggunakan senapan untuk menghilangkan stres pun makin berkurang. Begitu pun dari kalangan bawah. Namun, duka mereka bisa sedikit terobati kala ada pesanan senjata angin. Adam mengaku bisa mendapatkan lebih dari Rp 500 ribu per bulan dari usaha ini bila ada pesanan.
Turunnya pendapatan tak hanya dirasakan penjual senapan angin Cipacing. Pengrajin senjata pun ikut terkena imbas lesunya usaha ini. Tarmidi misalnya, menyalahkan faktor kenaikan bahan baku sebagai penyebabnya. Harga bahan baku senjata saat ini mencapai Rp 75 ribu dan biaya pengerjaaannya Rp 25 ribu per pucuk. Dengan harga jual Rp 125 ribu, Tarmidi hanya bisa menikmati untung sebesar Rp 25 ribu. Padahal, sebelum krisis moneter, dari satu pucuk senjata ia bisa mendapatkan sekitar Rp 50 ribu.
Kondisi sebaliknya justru dialami Raden Sa’ud. Tokoh legendaris senapan angin Cikeruh ini mengaku tidak terpengaruh krisis moneter. Senapan merk SD buatannya tetap dicari banyak orang dari seluruh pelosok tanah air. Belum lagi, order servis senjata api dari polisi yang selalu saja ada. Sambil menyuguhkan dJ air minum, ia mengakui, kreativitas pengrajin merupakan biang utama kemunduran. Menurutnya, pengrajin hanya bisa meniru senapan orang lain, bahkan sampai pada peniruan merk.
Kenyataannya, saat ini hampir separuh pengrajin bedil senapan angin di wilayah sentra produksi Cipacing dan Cikeruh, gulung tikar akibat lesunya perdagangan dalam tiga tahun belakangan ini.
Pada tahun 2000, pengrajin di daerah itu mencapai 204 orang, namun sampai Mei 2003, jumlah pengrajin di dua desa itu menyusut drastis, sehingga tinggal 129 orang. Bahkan, di kawasan Cikeruh yang menjadi basis dan perintis pembuatan senapan angin, pengrajin dan pedagangnya tinggal 80 orang. Kini, kondisi pengrajin dan penjual sedang kritis. Pendapatan yang merosot mengakibatkan pembayaran upah buruh senapan angin tidak sesuai standar.
“Upah Minimum Regional (UMR) di Bandung sudah Rp 600-an, paling di sini cuma Rp 450 ribu,” tukas Edi.
Kondisi ini mendorong kencangnya arus perpindahan profesi. Pengrajin senapan yang tidak mampu bersaing terpaksa banting stir menjadi kuli bangunan, pedagang, pengrajin barang lain, dan buruh PT. Kahatex.
Beberapa waktu lalu dJ melakukan pemantauan. Kini sejumlah gerai dan toko yang menjual senapan angin di sepanjang ruas Jalan Cipacing Raya tampak sepi. Di tengah carut-marutnya dunia politik dan keamanan seperti sekarang ini, semestinya pengrajin industri senapan angin di Cipacing ikut terangkat. Namun, ternyata pengaruh politik dan keamanan malah memunculkan kebijakan pembatasan wilayah perdagangan, sehingga perdagangan bedil pun menurun.
Kini, senapan angin produksi Cikeruh dan Cipacing tidak bisa dikirim ke daerah lain, seperti Aceh, Medan, Kalimantan atau Papua. Padahal, wilayah itu merupakan jalur “gemuk” peredaran senapan rakitan Cipacing.
[Bachtiar-Anggita]
[Arsip rubrik KM21 dJatinangor edisi XV/Tahun VII/Februari 2005]
bagaimana cara membuat senapan angin?apa sajakah bahannya?
By: harun on April 13, 2008
at 1:05 pm
dimanakah kita dpt membeli berbagai macam sparepart senapan angin.karena sy menjual berbagai jenis senapan angin sprt Sharp,benyamin,canon,Bsa dan bramasta di sul-sel
By: olivia on May 5, 2008
at 8:47 am
kalo bisa minta tolong diberikan beberapa alamat pengrajin senapan utk dijual yang dpt dihubungi.terima kasih
By: olivia on May 5, 2008
at 8:48 am
Kalo boleh saya mau minta no. tlp. salah satu pengrajin atau no. telp. koperasinya.
Terima kasih
By: Melky Bere on June 6, 2008
at 6:11 pm
ada yang bisa saya hubungi
By: crypotnic on June 11, 2008
at 6:09 am
tolong kasih alamat dan no telepon pengrajin / penjual senapan angin di Cipacing. Krn hari Ahad besok saya mau ke Cipacing, Thx
By: edi bulls on July 21, 2008
at 9:10 am
maaf saya belum bisa ngasih no contact. Belum sempet maen2 ke Cipacing lagi.
By: bachtiar hakim on August 7, 2008
at 7:08 pm
saya berminat ingin memberli senapan angin, tolong kasi no hp/tlp atau alamat koperasi atau pengrajin.
Apakah bisa membeli via internet
terimakasih
dedi
By: dedi on August 13, 2008
at 6:33 am
Waah klo soal senjata illegal di Cipacing itu siih udah biasa.Malah dulu pernah ada kabar bossnya salahsatu gang bemotor di Bandung suka beli senjata api jenis Ak47 dan jenis pengun di Cipacing.
Tapi mendingan senjata angin drpd senjata api. Legal dan bisa dipakai buat berburu atau nembak maling hehehe.
By: Dana on August 31, 2008
at 4:53 am
klo yang model hand gun ada gk ????
By: KLZXCVWKZFGRSTR on October 15, 2008
at 4:49 am
senapan angin gw buatan lokal…4,5mm
Tapi saat mo bidik…. bunyinya koq ndak poll…
setelah saya cek .. pelornya koq ndak keluar..masih berada ditempat masukkin pelor..
Mohon gimana cara memperbaikinya….
Trims
By: kinli on November 28, 2008
at 9:47 am
Coba ganti selang sambungan dari tabung ke pelepasan angin biar angin buangannya terpusat n full dorong peletnya,jadi angin ga bocor lewat sela2 pengisian pelet,biasanya diganti pake selang bensin atau buangan aki motor,paling mahal 5ribu perak,potong kira2 panjang 0.5cm – 0.75cm (dikira2 aja biar sambungannya pas nempelnya n ga ada angin yg kebuang sia2.pelet juga beli yang agak bagusan jangan yg asal yg bentuknya ga jelas n ga kompak.gw saranin yang dikaleng aja daripada yg di kotak karton,
By: Qiew on March 3, 2010
at 3:06 am
coba anda datang ke cipacing… disana banyak bengkel senapan angin
By: bachtiar hakim on November 29, 2008
at 2:46 am
gw suka bgt berburu..jd yg namax senapan angin udh dr kecil pegang..gw pgn punya senapan dr cipacing pst unik n bgs tak kalah dgn buatan luar&bz nambah koleksi gw,minta no.hp ato no.apa kek yg bs dihub..thx by itoy from kalimantan
By: ITOY on April 1, 2009
at 12:27 pm
bgmn bisa hubungi bpk raden sa`ud / atau cara beli
senapan merk SD matur nuhun
By: Sultan Romel on June 6, 2009
at 11:25 am
saya sangat berminat ingin memberli senapan angin, boleh tau no. tlp atau alamat pengrajin.
Apakah bisa membeli yang pake gas.
terimakasih
By: jodhy on July 20, 2009
at 12:20 pm
Gmn cara beliny y! Ap bisa beli dgn cara transfer dan pengirimannya lewat paket? Trima kasih sblmnya.
By: Wahyu on August 16, 2009
at 3:12 pm
dateng ajah ke cipacing
By: bachtiar hakim on August 22, 2009
at 4:54 pm
dr jkt ke cipacing yang enak naek apa..n turun mana ??
By: samboo liem on September 15, 2009
at 2:20 pm
Edan uiiii salam kenal aja dr belitung….pengen terus nambahin koleksi aj nehh……….
By: rezky ananda on September 27, 2009
at 1:20 am
Boleh saya minta nomor tlp salah satu pengrajin senapan angin yg bisa membuatkan senapan sesuai pesanan dan ijinnya sekalianm Makasih.
By: Edi on October 16, 2009
at 11:45 am
sya pengen beli senapan yang pake co2 kira2 harga nya berapa ya? kebetulan saya orang sukabumi, jadi perjalanan Bandung tdk terlalu jauh. tanks
By: Ajat Sudarjat on December 31, 2009
at 4:35 pm
mendingan datang aja langsung ke sentra perajin airsoft gun-nya… deket kok. Dari sukabumi naek aja bus yg menuju cileunyi. DI samping2 jalan udah keliatan toko-tokonya. Harga paling murah mulai dari kisaran 150 ribu. Itu untuk model BSD, Diana (barang lokal) dan SD (merk lokal terjamin)
By: bachtiar hakim on January 26, 2010
at 11:38 pm
Gmn cara ganti sil benymin lokal?dr blakang dah tk lpas smua,tp pas ambil yg tengah,bag.sil sulit.knci dah ada.tp g bs makai.gmn mas.tlong dnk.trims
By: Wardono on May 23, 2010
at 1:30 pm
Oya,hub. Aku di sini yaw plend, 085233519335,ato 081946374201,ttg angin yg kluar dr mimis msk,bnyminku jg bgt,kata bnyk org emang gtcu ya?emange g isa diakali?tak tnggu jwbane mas.trims
By: Wardono on May 23, 2010
at 1:39 pm
akng ada snpan yg hrga a 200 rb ke bwah ga saya prmula ni mau blajar tolang kasi tau
By: aflycza on June 4, 2010
at 8:59 am
bos bisa pesen senpi ga untuk jaga2 di jalan sering ada gegal yang suka ngrampas motor dengan kekerasan
By: topik on July 17, 2010
at 3:42 pm
bos bisa pesen senpi ga untuk jaga2 di jalan sering ada begal yang suka ngrampas motor dengan kekerasan
By: topik on July 17, 2010
at 3:44 pm
om, rencananya saya mu bahas ini bwat tema skripsi saya..kebetulan saya dr jurusan sejarah..
kira2 sumber2 bukunya banyak ga yaa om? terima kasih..
By: bima on July 20, 2010
at 6:07 pm
Mas, ntu pengrajin senapan bisa merakit Hand Gun kayak merk2 luar gak?? kayak umarek, bareta, SW dll. tp dalam arti masih pake angin alias hand gun tipe air gun. Ada yg pernah nawarin aku tipe itu, tp hrganya mahal banget, karena pake gas. aku pengen yg pake angin, mirip PCP gitu lah. sekali pompa bisa untuk beberapa tembakan. kalo bisa aku mau pesen,kalo gak bisa ngirim ya tak datengin lah tempatnya. aku mau ngoleksi.
Thanx atas infonya
By: Dimas on July 21, 2010
at 4:24 pm
mau tanya apa bisa perbaiki senapan angin cal 4.5 merk FB/Record made in west germany.
By: handi on August 8, 2010
at 3:58 pm
5868748
By: dicky on August 12, 2010
at 2:23 pm
SY MOHON INFORMASI BAHAN APA YANG MEMBUAT SENAPAN ANGIN MENJADI RINGAN/ENTENG KARENA SY UNGIN MEMESAN PISTOL ANGIN TKS
By: Syamsul Bahri on August 15, 2010
at 10:45 am
saya sudah baca artikelnya…bagus sekali.
kalau saya mau pesan satu pucuk senjata caranya bagaimana?…bisa dikirim langsung kerumah gak?
saya lokasinya di Bekasi.
Thanks.
basroni fadillah.
By: Rahmat Pinanggih on September 15, 2010
at 4:27 am
ydh ,, minta ,,no hp ny ajah,,
By: makeil on March 24, 2011
at 2:15 pm
hunting +6281282050502, +6285861661755,+6285697789499…semua aktif…oke..hub kami..
By: hub..pengrajin snapan angin on October 6, 2010
at 7:30 pm
Bung Karno pernah berkata “Jas Merah” jangan sekali-kali melupakan sejarah, dalam tulisan diatas ada sejarah yang terlupakan, yaitu melupakan seorang tokoh sejarah senapan angin cipacing yaitu bapak H. Eye Salya, beliaulah yang pertama membuat senapan angin cipacing, sejarah ini ada saksi sejarahnya yaitu Bapak Solihin GP, mantan Gubernur Jawa Barat dan data pendukung adalah tayangan TVRI sekitar tahun 60-an tentang penayangan Bapak H. Eye Salya sedang membuat senapan angin, saya adalah putra bungsu bapak H. Eye Salya mohon dikoreksi dan diklarifikasi untuk kebenaran sejarah, terimakasih
By: atep sopandi on December 17, 2010
at 3:30 am
Bapak H. Eye Salya sudah berpulang ke Rahmatullah tanggal 25 Maret 2005, berkat jasa beliau Desa Cipacing terkenal sebagai Sentra Pembuatan Senapan angin, namun upaya jerih payah tersebut tidak berjalan mulus karena harus menghadapi tantangan dan rintangan terutama tantangan dari aparat keamanan yang memang masa-masa tersebut adalah pergolakan di daerah konplik karena separatisme yaitu PRRI/Permesta, DI/TII di jawa Barat namun atas dukungan Gubernur Jawa Barat masa itu Bapak Solihin GP, maka tantangan tersebut tidak lagi ditemui karena dukungan dan suport dari pak Solihin GP, makanya saya melibatkan beliau sebagai saksi sejarah pembuatan senapan angin dalam komentar saya sebelumnya, kepada penulis kalau mau lengkap tulisan saudara tentang sejarah senapan angin cipacing, saudara dapat datang menemui saudara-saudara saya di Cipacing alamat samping Rumah Makan Cipacing atau depan kolam renang Al. Masoem cipacing, saya sendiri kini bertugas sebagai Hakim Pengadilan Negeri Malang, saya mohon tanggapan saudara atas komentar saya ini
By: atep sopandi on December 17, 2010
at 3:50 am
bagaimana cara membuat senapan angin? dan apa saja bahan- bahan yang diperlukan?
By: afrinaldi on January 9, 2011
at 4:21 am
bagaimana cara membuat senapan angin dan apa saja bahan nya
By: afrinaldi on January 9, 2011
at 4:23 am
ganti laras panjang yg kwalitas bagus mahal ga gan ?….brape ye….
By: herry on January 10, 2011
at 7:19 pm
silakan yang mengerti tentang senapan, ikut menjawab… monggo
By: bachtiar hakim on February 6, 2011
at 3:04 pm
aku cari sharp ace long baja seken, tp jangan mahal2…ada info gak?
By: teghie on February 18, 2011
at 1:33 am
datang langsung aja ke cipacing… harganya terjangkau pilihan banyak, bisa modif pula lagii
By: bachtiar hakim on February 19, 2011
at 6:31 pm
aku cari waktu dech….
By: teghie on February 22, 2011
at 1:01 am
sharp aca, atau dragon long, sabaraha pangaosna bos…sareung onkir…
By: teghie on February 23, 2011
at 10:07 am
sahrp ace long, sharp dragon long… maksadna. punteun.
By: teghie on February 23, 2011
at 10:07 am
abdi teu terang… tanyakeun atuh ka pedagangna langsung
By: bachtiar hakim on March 18, 2011
at 11:46 am
ah iye naon senapan rusak liur aink,,
By: makeil on March 24, 2011
at 2:14 pm
Boss,, di Cipacing Juga rakit Senapan PCP ngak,,Kalau Bahan Dari Kita bisa nga bOss,,maklum jauh dari Cipacing supaya ntr kesananya sudah ada perhitungan,,Thanks
By: Freddy on March 27, 2011
at 9:40 pm
di depok ada nggak ya toko yang jual senapan buatan cipacing
By: Kang Ragil on August 8, 2011
at 7:25 am
boleh tdk saya minta nomor teleponnya atau no hp nya biar saya bisa berkomunikasi dengan mereka atau ini saya kasih no hp saya 081510517479 / 021 99931808
By: TEDY SUBRATA SH on October 8, 2011
at 6:52 am