Judul Album : SLEBAR SLEBOR
Artis / band : ANANE
THE EVOLUTION ETHNIC
Jenis Musik : Ethnic-Jazz-Rock Fusion
Tahun dirilis : 2005
Produksi : Indonesian Progressive Society
Track List :
#1. Tung Alung-Alung (04:32)
#2. Kekeberan Ni Pejuang (11:11)
#3. Perueren (10:40)
#4. Ho Ho Hi Heh (11:23)
#5. Dansa Gayo (06:28)
#6. Slebar-Slebor (08:12)
Review Singkat :
Sesuai nama dan labelnya“Anane : an evolution ethnic,” konsep lagu etnik yang ditawarkan anane memang berbeda. Anane mengambil beberapa lagu tradisional yang. Berasal dari suku Gayo di Aceh dan suku Bugis di Makassar.
Bagi Anane, musik etnik sebagai sangatlah potensial untuk menaburkan inspirasi di tengah-tengah tekanan kebudayaan modern maupun postmodern. Meskipun begitu, dua kebudayaan ini tetap saja tidak akan pernah bisa dihilangkan pada zamannya. Secara keseluruhan, konsep musik Anane mengambil sikap skeptis dan sedikit berlawanan dengan Budaya Pop. Namun, bagaimanapun mereka mencoba mengharmonisasikan unsur-unsur musik tradisional ke dalam musik modern.
Anane juga bilang dalam sampul albumnya bahwa band tersebut tidak ingin dinisbahkan dalam konteks kontemporer Dimulai dari berbagai etnik dan latar belakang musik, Anane mencoba untuk membawa budaya yang diturunkan oleh leluhur bangsa ini dan membangun perspektif lokal atas musiknya.
Tung Alung-alung
Tung Alung-alung adalah bahasa Gayo untuk sebuah jenis permainan anak tradisional yang populer di hampir seluruh nusantara . Permainan ini biasanya diisi dengan nyanyi-nyanyian dan tebak-tebakan. Aslinya, Tung Alung-alung adalah lagu tradisional Suku Gayo, Aceh.
Unsur-unsur kedinamisan permainan ini seperti kocokan dan komposisi musik yang energik tak lupa diadopsi oleh Anane. Dalam lagu ini juga terdapat gaya menyanyi yang unik yaitu “bisikan keras”
Kekeberen Ni Pejuang
Sebuah poliritme yang dapat meledakkan adrenalin dan berujung pada tujuan pemisahan aspek spiritual dan fisik manusia. Sebenarnya pesan lagu ini mengingatkan bahwa perjuangan dalam diri manusia tidak akan pernah berakhir. Meskipun ketika ajal datang, spirit perjuangan tetap akan ada.
Dalam album ini, Anane mengaransemen lagu tradisional gayo ini dengan kombinasi Musik Turki, Melayu, Pelog dan Hadrah Kuntulan a la Banyuwangi.
Peruereun
Bagi masyarakat Aceh, Peruereun dikategorikan sebagai tembang “Didong”. Jujur saja, saya tidak mengerti tata cara orang aceh mengklasifikasikan musik. Sebagai informasi, Peruereun dibuat dan dipopulerkan oleh artis Gayo bernama Cah Daman. Lagu ini bercerita tentang sebuah aturan yang dimiliki oleh sekawanan hewan kerbau. Bagi manusia, maksud lagu ini adalah mengingatkan kita apabila melintasi batas-batas norma-norma kemanusian yang telah diwariskan oleh nenek moyang,
Ho Ho Hi Heh
Suku Gayo juga punya tradisi berupa mantra (magic spelling) untuk mempengaruhi seseorang untuk jatuh cinta kepada pihak yang mengirimkannya. Dengan mengerjakan sebuah ritual kecil niscaya akan dapat membuat seseourang terlibat cinta buta dengan yang menggunakan kata-kata ini. .
Dansa Gayo
Atmosfir sebuah perayaan yang dapat menarik kita untuk bernyayi, menari dengan sukacita, dan memainkan sebuah alunan yang penuh antusias. Biasanya perayaan ini disebut dengan nama “Tepok Mumu”.
Slebar Slebor
Permainan tendang-menendang yang populer di Makassar, Sulawesi Selatan. Permainan ini merepresentasikan setan-setan yang mengganggu anak-anak kecil. Musik ini menyeimbangkan rasa takut pada diri anak-anak. Kekacauan (Chaos) tidaklah penting dapat diartikan bahwa kita berhenti dan bertemu dengan akhirnya. Bagaimanapun, kita harus mendapati hal itu bermula lagi.
bro.. may u upload the songs
By: uranggayo on July 19, 2008
at 7:13 am
mas, mohon ijin artikelnya dimuat di MPku, makasih
By: tiwi on August 25, 2008
at 6:43 am
assalamualaikum..
mana link download lagu nya mas??
By: kuldonk on September 3, 2008
at 4:02 pm
maaf mas. Kalo yang kualitas CD saya gak bisa upload. masalahnya masteran audio Anane-nya dalam bentuk kaset. Bisa jadi digital karena udah saya rip dengan peralatan seadanya. Kalo mau diupload yah kualitasnya cuma radio. Gmn, mau gak? ntar sy upload di Multiply
By: bachtiar hakim on September 4, 2008
at 10:25 pm