Posted by: bachtiar hakim | March 16, 2008

PANDUAN LENGKAP MENULIS ARTIKEL, FEATURE, DAN ESAI UNTUK PEMULA (PART 4)


X MENGENAL MEDIA CETAK RUBRIKASI
DAN CARA MENGIRIM TULISAN

1 Tentang Media Cetak

Apakah semua media cetak bersedia menerima tulisan dari luar?
Benar. Hampir seluruh media cetak yang terbit di Indonesia menerima kiriman dari luar dan akan mempertimbangkan pemuatannya. Yang memenuhi syarat akan dimuat. Hanya penerbitan yang sudah punya kontributor tetap yang biasanya membatasi penulis lepas dari luar.

Mengapa hampir semua media cetak bersedia menerima kiriman tulisan dari luar?
Media massa cetak itu bersedia menerima kiriman tulisan dari luar dan memuatnya, karena berbagai pertimbangan. Media massa besar, menerima tulisan penulis luar dengan pertimbangan kualitas. Sebab tidak semua bidang dikuasai oleh wartawan atau redaktur media massa tersebut. Pertimbangan kedua, media sedang dan kecil biasanya kekurangan naskah. Hingga pemuatan tulisan dari luar akan sangat membantu ketercukupan naskah. Pertimbangan lain adalah faktor penghematan, karena honor untuk penulis luar pasti tidak sebesar biaya peliputan wartawan intern penerbitan tersebut. Pemuatan tulisan pihak luar juga merupakan promosi bagi media bersangkutan. Lebih-lebih kalau penulisnya sudah dikenal luas oleh masyarakat.

Mungkinkah dewasa ini seseorang bisa membiayai rumahtangganya dari honorarium menulis di media massa?
Mungkin saja, asalkan penulis tersebut telah menjadi kontributor tetap (pengisi rubrik = kolumnis) di beberapa media sekaligus. Di negara-negara maju, tulisan kolumnis dan penulis ternama, selalu dicari oleh penerbit. Biasanya di negara-negara maju sudah ada agen yang akan mengorganisir penulis lepas dan menyalurkan hasil karya tersebut ke media yang memerlukannya. Jadi kolumnis dan penulis di negara maju tidak perlu berhubungan langsung dengan penerbit, melainkan dengan agen naskah. Agen naskah ini akan memungut prosentase honorarium dari tulisan yang dimuat untuk biaya operasional.

Bagaimanakah cara memilih media cetak yang memerlukan tulisan dan yang tidak memerlukan?
Media cetak yang demikian banyak dan beragam itu, perlu digolongkan sesuai dengan jenisnya (koran, tabloid, majalah) frekuensi terbitnya (harian, mingguan, dua mingguan, bulanan), lokasi terbitnya dan spesialisasinya. Dari sana akan bisa lebih mudah dipilih, mana media cetak yang perlu tulisan dan mana yang tidak memerlukan.

Bagaimanakah menggolongkan media cetak sesuai dengah spesialisasinya?
Ada media cetak umum dan media cetak khusus. Media cetak khusus ada yang mengambil spesialisasi bidang atau sektor tertentu, ada pula yang mengambil spesialisasi sesuai dengan segmentasi pembacanya dan ada yang spesialisasinya berdasarkan segmentasi pembaca, sekaligus dengan isi yang sangat spesifik.

2 Spesialisasi Media Massa

Apakah yang disebut sebagai media cetak umum?
Yang disebut sebagai media cetak umum adalah media cetak yang memuat tulisan dengan materi mencakup semua bidang kehidupan, untuk semua kelompok pembaca. Biasanya media massa umum, naik koran maupun majalah lebih mengutamakan berita (news) sebagai sajian utamanya.

Bagaimanakah pengelompokan media massa khusus sesuai dengan spesifikasi bidangnya?
Misalnya koran khusus ekonomi, jurnal kebudayaan, majalah politik, tabloid olahraga dll. Masing-masing bidang masih bisa dikelompokkan lagi hingga menjadi sektor, sub sektor dan materi yang lebih spesifik lagi. Misalnya majalah kebudayaan menjadi lebih spesifik jurnal kesenian, jurnal kesenian menjadi bulletin sastra, drama, musik dll.

Bagaimanakah pengelompokan media massa sesuai dengan segmentasi pembacanya?
Misalnya saja ada majalah wanita, tabloid remaja, jurnal masyarakat Batak, bulletin mahasiswa Indonesia di AS, koran nasional, koran daerah dll.

Apakah masih ada model pengelompokan media massa selain yang telah disebut di atas?
Masih ada. Misalnya dilihat dari peredarannya. Ada media cetak yang dijual untuk umum di toko buku/agen. Ada yang dipasarkan secara terbatas melalui jalur tertentu atau berlangganan. Ada yang dibagikan secara cuma-cuma. Majalah yang diterbitkan oleh maskapai penerbangan atau biro perjalanan wisata misalnya, selalu dibagi-bagikan secara gratis. Media demikian memang dibiayai oleh institusi tersebut, atau hidup dari pendapatan melalui iklan.

Bagaimanakah dengan pengelompokan berdasarkan oplah cetaknya?
Ada pula model pengelompokan media massa berdasarkan jumlah eksemplar yang dicetak dan diedarkan. Di Indonesia, media cetak dengan oplah terbesar yakni 750.000 eksemplar per edisi, pernah dicapai oleh Monitor dan Nova. Monitor kemudian dibredel dan oplah Nova akhir-akhir ini turun cukup banyak. Di tingkat dunia, penerbitan dengan oplah terbesar dicapai oleh koran Jepang Yumiuri Shimbun dan Asahi Shimbun yang terbit tiap hari, yakni sekitar 20.000.000 eksemplar per edisi. Media cetak dengan oplah kecil biasanya berupa buletin intern yang diterbitkan oleh komunitas-komunitas kecil. Misalnya buletin karyawan di suatu kantor. Oplah cetaknya (atau foto copynya) disesuaikan dengan jumlah karyawan di kantor tersebut. Misalnya sekali terbit dicopy 500 eksemplar.

3 Media Cetak di Indonesia Saat Ini

Apakah yang disebut sebagai media cetak nasional?
Yang disebut sebagai media cetak nasional adalah koran, majalah tabloid, bulletin, jurnal dan news letter yang beredar secara nasional. Umumnya media cetak nasional terbit di Jakarta, namun ada juga yang terbit di daerah. Misalnya saja Kompas, Media Indonesia, Tempo, Femina, Nova, Horison (nasional terbit di Jakarta). Media cetak nasional yang terbit di daerah antara lain majalah kebudayaan Basis yang terbit di Yogyakarta.

Apakah yang disebut sebagai media cetak daerah?
Yang disebut sebagai media cetak daerah adalah koran, majalah, tabloid, jurnal, bulletin dan news letter yang beredar secara terbatas di sekitar lokasi terbitnya. Biasanya media cetak daerah terbit di kota provinsi atau kabupaten. Misalnya koran Pikiran Rakyat di Bandung, Suara Merdeka di Semarang, Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta dan Jawa Post di Surabaya. Meskipun terbit di Jakarta, koran Pos Kota, Lampu Merah, Warta Kota dll. tidak bisa dikatagorikan sebagai koran nasional. Sebab peredarannya hanya sebatas di sekitar Jabotabek.

Bentuk tulisan apa sajakah yang dimuat oleh media cetak umum di Indonesia?
Media cetak umum, biasanya memuat berita (news). Baik berita langsung (stright news), berita pendek (spot news), berita pendapat (interpreted/interpretative news) maupun news story, news features dll. Selain berita, media cetak umum juga memuat features, reportase, artikel, opini, esai, cerpen, puisi, cerita bersambung, resep masakan, rubrik jodoh dll.

Materi apa sajakah yang dimuat oleh media cetak umum di Indonesia?
Yang menjadi headline media cetak umum bisa apa saja. Mulai dari masalah politik, ekonomi, budaya, kriminalitas, olahraga dll. Selain itu, media cetak umum juga menyediakan halaman yang secara tetap diisi oleh materi tertentu yang disebut rubrik. Misalnya rubrik olehraga, rubrik wanita, rubrik opini dll.

Bentuk tulisan dan rubrik apa sajakah yang bisa diisi oleh penulis dari luar ?
Umumnya, news akan ditulis oleh wartawan intern. Sementara features dan reportase meskipun biasa ditulis oleh wartawan intern, juga terbuka peluang untuk ditulis oleh penulis luar. Artikel, opini, kolom, cerpen, puisi, cerita bersambung, resep masakan, ramalan bintang dll. umumnya ditulis oleh penulis luar.

4 Cara Pengiriman Tulisan

Bagaimanakah cara mengirimkan tulisan ke media cetak?
Dulu, mengirimkan tulisan ke media cetak hanya dilakukan melalui pos atau diantar langsung. Setelah mesin telex diketemukan, pengiriman tulisan jarak jauh dilakukan dengen mesin telex. Kemudian diketemukan mesin fax dan sekarang ada elektronik mail (E-Mail). Hingga pengiriman tulisan bisa menjadi lebih mudah.

Materi apa sajalah yang bisa ditulis dan dikirim ke media cetak umum?
Materi apa pun, bisa dikirim ke media cetak umum. Persyaratannya pertama-tama metari tersebut harus aktual. Kedua, menyangkut kepentingan masyarakat banyak (memiliki asas manfaat bagi pembaca). Asas manfaat tulisan antara lain: untuk pendidikan, untuk penambah pengetahuan, untuk keperluan praktis, untuk hiburan, untuk mendatangkan prestise dll. Tidak berisi fitnah atau pencemaran nama baik terhadap individu atau institusi tertentu. Dan yang terakhir, materi tersebut haruslah menarik. Daya tarik tulisan antara lain: menyangkut hal yang baru, luarbiasa (hebat), aneh, kontroversial, populer dll.

Apakah tulisan yang dikirim ke media cetak harus disertai foto dan gambar?
Tulisan berbentuk opini, tidak memerlukan foto atau gambar. Tetapi apabila yang dikirimkan berupa features atau hasil reportase, maka diperlukan foto dan gambar-gambar. Tulisan teknis menyangkut bidang tertentu, misalnya otomotif atau elektronik, memerlukan gambar-gambar teknis secara detil.

Benarkah hanya tulisan orang terkenal atau yang dikenal redaksi yang akan dimuat?
Tidak benar. Sebab pada prinsipnya, media massa yang baik adalah bisnis. Hingga tulisan dari siapa pun asal layak muat dan kualitasnya baik pasti akan ditampilkan. Sebaliknya, meskipun penulisnya orang terkenal atau teman dekat redaksinya, kalau tulisannya jelek pasti akan ditolak.

Bagaimanakah kalau sebuah tulisan ditolak oleh media massa?
Bisa saja tulisan yang ditolak tersebut segera dikirim ulang ke media massa yang lain. Misalnya, tulisan yang ditolak oleh Kompas, dikirim ke Suara Pembaruan atau Media Indonesia atau sebaliknya. Atau, kalau tulisan tersebut tidak menyangkut aktualitas, bisa diperbaiki lalu dikirim kembali ke media yang telah menolaknya. Sebaiknya satu tulisan tidak dikirim ke beberapa media sekaligus. Meskipun ada satu dua penulis yang melakukan hal demikian. Kalau kemudian ada dua media yang memuat tulisan yang sama dari penulis yang sama dalam waktu yang bersamaan, biasanya akan datang protes dari pembaca. Penulis demikian akan diblacklist oleh redaksi media bersangkutan.

5 Popularitas dan Honorarium Tulisan

Mengapa seorang penulis di media cetak bisa menjadi sangat populer?
Sebab sifat media massa yang massal akan memungkinkan sebuah tulisan dibaca oleh ribuan bahkan ratusan ribu pembaca sekaligus. Kalau seseorang secara rutin menulis di media massa, maka ia akan menjadi tokoh yang namanya dikenal secara luas. Meskipun wajah dan penampilannya tidak akan dikenal oleh pembacanya. Kecuali yang bersangkutan juga sering tampil di media audio visual.

Benarkan popularitas penulis bisa lebih awet dari raja atau menteri?
Benar. Sebab saat ini, kebanyakan orang tidak ingat lagi pada ratu Elizabeth I dan raja James I penguasa Inggris pada pergantian abad XVI ke abad XVI. Tetapi sampai saat ini orang masih ingat Shakespeare (1564 – 1603) yang hidup pada jaman pemerintahan Elizabeth I dan James I. Karya-karyanya seperti hamlet, Othello dan Macbeth sampai saat ini masih terus dibaca dan dipentaskan di mana-mana termasuk di Indonesia. Nama Chairil Anwar juga masih lebih kita kenal dibanding dengan menteri pendidikan antara tahun 1945 sd. 1949.

Berapakah honorarium tulisan di media cetak Indonesia saat ini?
Rata-rata honorarium tulisan di media cetak Indonesia saat ini antara Rp 200.000,- sd. Rp 500.000,- per tulisan. Meskipun masih ada pula media cetak yang memberi honorarium di bawah Rp 100.000,- per tulisan dan ada pula yang memberi sampai di atas Rp 1.000.000,-

Bagaimanakah honorarium tersebut diberikan?
Dulu, honorarium tulisan di media cetak harus diambil langsung ke kantor penerbitan, atau dikirim melalui pos wesel. Sekarang, honorarium tulisan biasa dikirimkan melalui transfer ke rekening bank si penulis. Meskipun masih tetap banyak media cetak yang mengirim honorarium melalui pos wesel. Sebab tidak semua penulis mencantumkan nomor rekening banknya, atau penulis tersebut belum memiliki rekening bank.

Apakah ada orang yang bisa hidup hanya dengan mengandalkan pendapatan dari menulis secara lepas di media massa?
Ada, meskipun jumlahnya tidak banyak. Sebab seandainya seseorang tidak bekerja di suatu institusi, tidak punya kegiatan bisnis lain dan tidak punya tabungan, maka hidup hanya dengan mengandalkan honor tulisan di media massa pasti akan sulit. Sama halnya dengan guru atau dosen yang hanya melulu mengandalkan honor sebagai tenaga pengajar (bukan sebagai guru atau dosen tetap).

6 Cara Memulai Bagi Pemula

Apakah yang harus dilakukan bagi seorang pemula yang ingin tulisannya dimuat di media massa?
Caranya dengan menentukan topik bahasan, mengumpulkan bahan dan kemudian mulai menulis. Setelah tulisan selesai, segera dikirimkan ke media massa.

Bentuk tulisan apakah yang paling mudah dibuat bagi pemula?
Yang paling mudah dibuat bagi pemula adalah resensi atau ulasan buku. Sebab peluangnya untuk dimuat cukup besar, karena penulis-penulis senior biasanya malas untuk menulis resensi buku. Tulisan hasil reportase atau features, misalnya laporan perjalanan ke suatu tempat yang menarik, biasanya juga mudah dimuat oleh media massa. Menulis opini (kolom) lebih-lebih esai, paling sulit untuk dilakukan oleh para pemula.

Materi apakah yang paling mudah dipilih bagi pemula?
Materi yang paling mudah dipilih bagi pemula adalah, yang paling dikuasai permasalahannya. Bagi karyawan Pusat Bahasa, meresensi buku bahasa atau sastra pasti akan lebih mudah daripada meresensi buku tentang anthropologi. Bagi seseorang yang berasal dari Sumatera Barat, menulis laporan perjalanan ke obyek wisata Bukittinggi pasti lebih mudah daripada seseorang yang bukan berasal dari Sumatera Barat.

Media apakah yang paling tepat dikirimi tulisan oleh pemula?
Media cetak harian atau koran paling tepat untuk dikirimi tulisan. Sebab variasi rubriknya cukup banyak dan frekuensi terbitnya juga setiap hari. Hingga peluang untuk dimuatnya juga cukup besar. Namun kalau ingin persaingannya tidak ketat, jangan mulai mengirim tulisan ke Kompas misalnya, melainkan ke koran daerah atau koran nasional yang prestise dan oplahnya di bawah Kompas. Namun untuk resensi buku sastra/bahasa, mengirim ke Kompas tidak ada masalah.

Mungkinkah setelah menulis puluhan artikel dan mengirimkannya ke media massa, tidak ada satu pun yang dimuat?
Tidak mungkin apabila bentuk tulisan dan materi yang kita pilih serta media yang menjadi tujuan memang telah dipertimbangkan masak-masak. Seorang karyawan Pusat Bahasa di Jakarta, kalau menulis untuk koran daerah di Bandung, Yogya, Semarang atau Surabaya pasti akan sangat diperhatikan. Hingga dari empat atau lima tulisan yang dibuat dan dikirim, satu atau dua pasti akan dimuat. Ini pulalah sebenarnya yang dialami oleh penulis-penulis yang telah punya nama.

* * *


Responses

  1. makasih infonya mas…
    salam dari: salam dari: http://simpanglima.wordpress.com/

  2. terima kasih infonya mas… berguna sekali… sering nulis di kompas ya?

  3. Artikelnya bagus dan sangat membantu bagi mereka yang ingin memulai jadi penulis di media cetak. Sukses selalu. Maaf mas, saya sedang cari data terakhir total pembaca media cetak di Indonesia, berapa oplah yang terbaru media cetak di Indonesia. Semoga mas bs membantu

  4. Maaf bagi yang mengetahui data di atas mhn bs email ke asefsay88@yahoo.com. Thank’s

  5. Sy sngt terkesan dengan penjelsan in, Sya mengharpkan info yang lebih jekas ke Email pribadi sy, bagaimna caranya agar Sy bisa ikut mnulis dimedia masa?

  6. Terima kasih atas semua penjelasan yang sangat jelas dan gamblang yang diberikan. Tetapi aku punya satu pertanyaan, bagaimana bila aku memiliki satu naskah novel fantasi tetapi telah aku sebar atau aku kirim ke banyak sekali tempat?

  7. salam kenal mas,, bagus banget. tapi kok honorium seorang penulis itu sedikit ya mas………..? kalau aja kita melihat sejarah, terutama pada sejarah islam, yang mana dulu para raja islam sangat menghargai tulisan rakyatnya, bahkan sangn raja membeli tulisan si rakyat deangan harga sesuai dengan berat buku yang ditulis.

    wow……… hebat kan mas. kenapa ya kok di negri kita gak kayak gitu……….. padahal indonesia negara mayoritas islam. apa pemimpinnya gak senang membaca ya…….?

  8. http://www.212baca.wordpress.com

  9. makasi buanyakkkkk buat infonya…….salam kenal yach……^_^

  10. salam kenal bang… mau nanya neh ada nggak situs-situs online yang mau menerima tulisan dari kita, dan ada imbalannya. yah… jadi penulis lepas gitu…

    trims ya bang…

  11. mkasii buat infonx
    tp sy mw tanya
    gmn dgn sastsra spt puisi/cerpen yg isa di muat di koran??
    apa saja kriterianya

    terimakasih

    mohon diberitahukan ke email sy

  12. bagian XI sama XII nya masih ada kang? artikel nya sangat bermanfaat bgt kang… trims…

  13. mantap kali bang info nya, bang tulisan berita feature bisa di kirimkan ke media bang????

  14. thanks mas atas infonya…. bagus tuh… semoga para penulis mulai semangat…..

    • @ hijrah : saya juga berdoa semoga makin banyak penulis baru bermunculan.. salam kenal

  15. -bisa ndag saya mengirimkan puisi saya??
    -tpi sayang saya masih belum paham bagaimana cara.x..
    -apakah anda bisa membantu saya ??
    -plissss…

    • wah.. maaf sebelumnya.. seperti situs blog kebanyakan, situs ini juga terbatas untuk tulisan saya. Kalo mau, anda bikin blog dan kita saling mengapresiasi. bikin puisi kalo ngikutin para pujangga sebelum era 1990-an emang agak terikat dengan bentuk, seperti Pantun (a-b-a-b). Kalo sekarang sih bentuk bebas… asal mengalir dan kata2nya punya “ruh”

  16. Salam kenal bang..
    tulisan yang menarik dan bermanfaat untuk para penulis.
    thanks.

    • trima aksih… tulisan ini sebenarnya saya share dari Pak F. Rahardi. Jadi bukan saya yg punya ide-nya…

  17. penjelasannya panjaaaaaaaaaaaaang banget,, thanx y mudah-mudahan bermanfaat.

  18. malam mas… minta ijin copy paste ya… untuk saya pelajari karena saya berniat menjadi penulis… terima kasih…


Leave a comment

Categories